SESUAIKAN DIRI ANDA DENGAN KADAR SESUATU YANG TERSIMPAN DALAM JATIDIRI ANDA Home
TI Punya
Lain-lain

Rabu, 06 Juli 2011

Sejarah Nasr Hamid Abu Zayd

Nasr Hamid Abu Zaid adalah salah satu tokoh pemikir Islam modern yang banyak menelorkan pemikiran-pemikiran baru. Tokoh ini berasal dari Mesir disaat negara Mesir baru membentuk diri. Latarbelakang kehidupannya dapat menjadi referensi yang baik untuk menelaah pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid. Pembaca yang budiman, berikut adalah sejarah kehidupan Nasr Hamid Abu Zayd, dan semoga dapat menjadi sumbangan referensi untuk menelaah pemikiran Islam.

Nasr Hamid Abu Zayd lahir di desa Qahafah, dekat kota Tanta, Mesir[1], pada tanggal 10 juli 1943, dari latar belakang keluarga yang sangat religius. Masih dalam usia kanak-kanak, yaitu ketika berumur 8 tahun, ia telah berhasil menghafalkan Qur’an hingga khatam. Seperti anak-anak seusia di desa kelahiranya, selain mengikuti pendidikan formal di sekolah negeri setempat, Abu Zayd juga mengikuti pendidikan agama secara non-formal di Kuttab atau lembaga pendidikan tradisional yang ada di daerahnya. Di kuttab itulah ia belajar membaca, menulis dan juga menghafal Qur’an, disamping menerima pelajaran-pelajaran keagamaan tradisional yang lain.

Masa kanak-kanak Nasr Hamid Abu Zayd adalah masa-masa panas dan menegangkan dalam sejarah Mesir, tetapi juga umumnya sejarah negara-negara yang disebut dunia ketiga. Setelah terlepas secara formal dari jajahan pemerintahan kolonial, negara-negara ini segera dihadapkan pada upaya pemerintahan sendiri dan penentuan format kenegaraan yang hendak diwujudkan. Pada saat itulah muncul berbagai macam ideology dan pemikiran yang saling berkompetisi, baik yang bercorak keagamaan maupun yang sekuler. Tetapi yang dominan kala itu adalah ideology nasionalisme Arab yang bercorak sekuler yang merupakan ideology resmi regime Gamal Abdul Nasser yang berkuasa.

Sebagai tandingan dari ideology negara ini adalah gerakan kalangan islamis yang terhimpun dalam Ikhwanul Muslimin. Mereka ini berjuang untuk mewujudkan suatu system pemerintahan yang biasa memenuhi standart pemerintahan yang islami seperti yang mereka bayangkan, baik dalam bentuk maupun cita-cita ideologisnya. Pada masa-masa inilah Sayyid Qutb mencuat dengan gagasan tentang Keadilan Social Menurut Islam, suatu tema yang tentunya tidak lepas dari bayang-bayang ideology social yang menguasai kebanyakan dunia ketiga saat itu. Ia misalnya, menulis sebuah buku yang berjudul “ Islam Dan Keadilan Social”. Nasr Hamid Abu Zayd sendiri juga tidak terlepas dari arus deras ini. Ketika Ikhwan Al Muslimin kian menguat dan memiliki banyak cabang di seantero pelosok mesir, Nasr Hamid Abu Zayd kecilpun turut pula bergabung dalam gerakan Ikhwan Al Muslimin yang ada di desanya. Bahkan dalam usianya yang mesih belia itu (12 tahun) ia telah merasakan tahanan penjara ketika pihak keamanan melakukan serangkaian penangkapan terhadap para aktivis Ikhwan.

Tidak ada komentar: