SESUAIKAN DIRI ANDA DENGAN KADAR SESUATU YANG TERSIMPAN DALAM JATIDIRI ANDA Home
TI Punya
Lain-lain

Rabu, 09 Desember 2009

AKTUALISASI ESSENSI PENDIDIKAN

Artikelku masuk nich ke koran radar madura, he he ....
Saat ini dunia pendidikan di Indonesia tengah mengalami berbagai problem yang cukup berat dan kompleks. Problem ini meliputi masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan, masih rendahnya mutu pendidikan dan masih lemahnya management pendidikan disamping belum terwujudnya keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi dikalangan Akademisi. Hingga kini kesempatan anak-anak kurang mampu dalam mengakses pendidikan masih belum optimal, terbukti program wajib belajar sembilan tahun masih jauh dari harapan. Demikian pula rendahnya mutu pendidikan yang ditandai dari banyaknya pengangguran terdidik (educated unemployment). Sementara lemahnya managemant pendidikan terbukti dari kemampuan sekolah dalam menciptakan lulusan berkualitas masih jauh dari harapan.

Sistem Pendidikan yang kita pakai sekarang ini telah mengubur peluang berkembangnya profesonalisme dalam pendidkan, disamping faktor pembiayaan Pendidikan yang terus melambung tinggi, management yang kurang efektif, sumber yang kurang memadai, serta faktor eksternal yaitu bidang politik, ekonomi dan hukum yang turut memberikan konstribusi rendahnya kualitas Pendidikan di Indonesia. Indikator rendahnya mutu Pendidikan di Indonesia ditandai; pertama, rendahnya nilai rata-rata yang dicapai dalam Ujian Akhir. Kedua, rendahnya daya serap peserta didik dalam memahami bahan pelajaran yang diberikan. Ketiga, rendahnya tingkat kesesuaian antara output yang ada dengan kebutuhan akan tenaga kita dalam masyarakat. Hasil survei Political dan Ekonomical Risk Consultan (PERC), kualitas penduduk Indonesia ada pada urutan ke-12 dari dua belas Negara di Asia. Yang lebih parah lagi kemampuan baca anak Bangsa Indonesia pada tingkat SD dan SMP menduduki peringkat ke-38 dari-39 peserta (hasil survei Internasional Education Achievent). Lembaga Pendidikan yang berfungsi sebagai pembelajaran dan penyelenggara pendidikan saat sekarang sudah terkontaminasi oleh sebuah sistem yang begitu kuat mencengkeram berbagai kebijakan pendidikan kita sehingga unsur-unsur dalam pendidikan dipaksa untuk mengikuti segala bentuk penyeragaman (Unifornitas) baik dari kurikulum, management maupun tingkah laku pendidik.

Melihat berbagai fenomena tersebut, mari kita coba rumuskan kembali beberapa hal penting menyangkut aspek Pendidikan sebagai upaya bersama mengembalikan pelaksanaan pendidikan pada porosnya. Pertama, tujuan Pendidikan, yang secara umum adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya pendidikan memang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik yang berupa kecerdasan Intelektual (kognisi) untuk dapat mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kecerdasan Moral Spiritual (afeksi) sebagai kontrol dan penyeimbang kecerdasan Intelektual yang sudah kita capai, serta kecerdasan Fisik/ Skill (psikomotorik) untuk mengimplementasikan segala hal yang sudah kita dapat lewat kecerdasan intelektual dan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan tujuan mulia ini maka pelaksanaan pendidikan betul-betul diarahkan pada pemberantasan kebodohan menuju kehidupan yang serba pengetahuan dengan didasari akhlaqul karimah yang luhur.

Kedua, rencana pembelajaran yang biasa disebut sebagai kurikulum. Kurikulum memiliki peran penting dalam proses Pendidikan yaitu untuk mengarahkan kemana pendidikan terebut akan dibawa. Yang terpenting adalah bahwa pembelajaran adalah proses berfikir, yang diarahkan pada tiga tipe yaitu, teaching of thingking adalah proses pembelajaran yang diarahkan pada pembelajaran keterampilan mental seperti keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Kedua teaching for thingking, proses pembelajaran yang diarahkan pada usaha menciptakan lingkungan belajar yang mendorong pengembangan intelektual muda. Ketiga teaching about thinking adalah pembelajaran yang diarahkan agar siswa lebih sadar terhadap proses berfikirnya dalam penerapannya di masyarakat.

Ketiga, hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Kalau guru di ibaratkan pancuran air, maka murid di ibaratkan sebagai wadah penampungannya. Keduanya harus selalu steril dan suci dari semua kotoran agar menghasilkan air yang suci dan mencucikan. Untuk mencapai kondisi yang seperti itu seorang pendidik harus mampu memposisikan dirinya sebagai fasilitator, mediator dan motivator. Pendidik juga harus berupaya memberikan situasi harmonis dan demokratis. Bagi peserta didik kesiapan secara mental, spiritual, niat yang sungguh-sumgguh, usaha maksimal, tak lupa pula disertai dengan keikhlasan hati dan do'a begitu diperlukan.

Keempat, evaluasi hasil belajar. Ini dilakukan untuk mengukur pencapaian penguasaan siswa terhadap pelajaran yang mereka dapat, serta berbagai perubahan sikap dan prilaku sebagai dampak dari perubahan dan pengalamannya.

Kelima, berupa pendukung bagi lainnya, yaitu adanya sarana dan prasarana. Namun, walaupun sebagai pendukung keberadaaanya memberikan konstribusi yang signifikan bagi proses pendidikan karena tanpa sarana dan prasarana yang memadai sulit bagi kita untuk mendapatkan ilmu secara maksimal. Akan tetapi yang terjadi akhir-akhir ini sarana dan prasarana hanya dijadikan sebagai kebanggaan tersendiri bagi lembaga-lembaga pendidikan. Sarana pendidikan yang awalnya menjadi media pembelajaran sudah mulai mengalami pergeseran menuju 'prestise' semata. Beberapa tinjauan di atas merupakan kunci keberhasilan pendidikan kita yang ditandai oleh perubahan kualitas perilaku siswa, misalnya perilaku berfikir, perilaku sosial, perilaku pribadi dan perilaku menyikapi dan menyelesaikan suatu permasalahan.

NIHHH Dikirim ke radar
moga masuk sama kaya' yang pertama ....
dannnnnn ....
alhamdulillah, masuk juga di radar madura .............

Tidak ada komentar: